Postingan

Memanusiakan Cak Nun

Gambar
Pada kesempatan Maiyah malam ini, Kenduri Cinta (KC) hadir dengan tema " Dosa Kejujuran ". Nah, kebetulan banget ni, bagi anda yang kepo atau pengen tahu soal Mukoddimah atau latar belakang masalah mengapa KC mengambil tema tersebut, anda bisa langsung saja membaca dilaman resminya Kenduri Cinta ya http://kenduricinta.com/v5/dosa-kejujuran / Soalnya kali ini, saya hanya akan bercerita sedikit banyak soal apa yang telah disampaikan oleh Cak Nun dan pengisi acara lainnya malam tadi. Termasuk bercerita tentang hal-hal unik dan menarik untuk diceritakan sekaligus mungkin saja bisa jadi bahan permenungan bersama dan refleksi kita sebagai seorang Manusia atau Makhluk Tuhan. By the way , Acara kali ini lumayan seru, ya seperti malam-malam Maiyah pada umumnya, tidak pernah sepi dan selalu ramai pengunjung, meskipun tidak tau pasti berapa jumlah jamaah yang hadir, tapi umumnya lokasi Maiyah selalu penuh dan dipadati oleh banyak orang . Subhanallah . Hanya saja, yan

Mengundang Syahadat Dengan Cinta

Gambar
Lukisan Wayang Kulit di Museum Wayang, Jakarta Kala itu menjelang malam bertepatan dengan Maulid Nabi Muhammad SAW , seorang guru bernama Raden Said , menggelar pertunjukkan wayang kulit di sebuah lapangan luas, di daerah Tuban, Jawa Tengah.  Terlihat, Raden Said yang mengenakan baju berwarna hitam dengan Blangkon Jawa di kepalanya bersama dengan puluhan santrinya tengah sibuk memindahkan dan meletakkan wayang kulit miliknya ke atas panggung.  " Para santri, tolong Bawa semua alat-alat wayang ini ke atas panggung, tancapkan semuanya diatas batang pisang, secara rapih dan berurutan ya nak. "  " Yang lain, Monggo berjaga di setiap sudut lapangan. sambut para penonton yang datang dengan ramah ya nak " " Nggih Kyai "  Satu persatu warga sudah mulai berdatangan. mereka disambut dengan sapa dan salam hangat dari para santri. Tak seperti bioskop, pertunjukkan ini gratis. warga pun datang tanpa karcis. Berlokasi di lapangan luas, mereka m

Pembunuh digital

Gambar
(Pembunuh digital tidak mematikan fisik. tapi dia mematikan jiwa, karya dan nurani kemanusiaan) Jualan Berita "Prostitusi Online" Satu waktu, berita tentang prostitusi online tengah menguat jadi pergunjingan banyak orang, beberapa stasiun televisi bahkan tak bosan-bosannya menayangkan ulang, dan terus berusaha menggali informasi terbaru sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber. bahkan mereka mencari banyak ahli untuk juga ikut nimbrung mengomentari agar - Ibarat makanan - berita ini bakal tetep hangat, awet dan tidak basi dimakan waktu. Publik pun dibuat seperti ikan mujair dalam kolam yang muncul kepermukaan, mulutnya terus mengaga kelaparan, sambil menunggu santapan makanan dari media berupa berita terbaru dan perkembangan kasus prostitusi online. Benar saja, berkat pemberitaan yang begitu massif dari berbagai media, terutama media media mainstream, berita tentang prostitusi online ternyata jadi trending topik di banyak platform media sosial, terutama Twitt

LANGKAH

Gambar
( Cerita sederhana : aktivis juga romantis) “Barangkali engkau lupa. Kalau aku juga manusia. Aku punya cinta. Hanya saja cintaku kutunda untuk sementara waktu. Perjuanganku menjadi bukti cintaku padamu. Suara cintaku di jalan-jalan menjelma menjadi kata-kata keadilan dan baktiku pada kaum tertindas. Aku melawan maka aku bercinta”. Ciputat,                                                                                    “Jilbab adalah bagian dari kebudayaan”. Papar pemateri dalam diskusi rutin ba’da isya. Mendengar itu, Beberapa orang yang hadir dalam kajian rutin tiba-tiba saja mengangkat tangannya. pertanda ada pendapat lain yang ingin mereka sampaikan. Perang argumen dimulai. Laki-laki dan perempuan bersorak antara setuju dan tidak. Sementara aku diam sambil melihat hebohnya seisi ruangan kala itu. Ada kawan yang menanggapi dengan penuh keseriusan. Ada juga yang menimpalinya dengan argumen konyol, kocak, banyol penuh canda dan tawa. Semakin malam, perdebatan malah

Limited prouding

Gambar
Matahari terbit dengan percaya diri, cahaya nya memasuki hingga ke ruang ruang kecil di muka bumi. sementara hujan tak berani melawan dan lebih memilih bersembunyi di awan-awan. Aku terlelap tidur hingga pukul 12.00 siang, semalam aku bergadang menikmati kopi flores asli daerah timur Indonesia. Kartu poker masih tergeletak dimana-mana sebagian tertempel di badanku yang sedari malam aku tak memakai baju. Hanya celana levis yang masih tertempel di tubuh ku. Matahari terus menyoroti dari jendela yang tepat berada di hadapanku. Sudah sedari pagi matahari itu memaksaku bangun, tetapi mataku tetap berat untuk sekedar membuka dan menerima kilau cahaya mentari, sesekali mataku melihat silaunya mentari, lalu ku abaikan dan melanjutkan tidur ku. Disebelahku ada suara aneh yang mengganggu telingaku, tidur tak lagi menjadi nyaman, suara itu berisik, nadanya motonon dan tak beraturan, setauku hanya volume nadanya saja yang beraturan dari suara yang kecil kemudian semakin mengeras. T

Uang Kembalian

Gambar
Dua hari ini saya selalu diingatkan oleh “kembalian” nasi uduk yang belum dikembalikan oleh si penjualnya karena alasan tidak ada uang receh.   Hal itu tentu saja sangat mengganggu ingatan. Setiap kali ingin beli nasi uduk, keesokan harinya ditempat yang sama. Selalu ada pikiran, si penjual uduk itu kira-kira masih inget nggak yah, soal uang saya kemarin yang belum dikembalikan.  Bukan perhitungan. Tapi entah ingatan saya selalu punya ruang untuk mengingat hal-hal itu. Padahal kan, gampangnya udah aja niatin shodaqoh, amal biar nggak jadi beban ingatan lagi. Tetep sulit. Tidak semudah melupakan mantan.   Buat saya Hal yang sulit lagi adalah, saat hari-hari mulai berselang kemudian saya mesti mengingatkan si penjual yang barangkali lupa atau tidak ingat.  Soal “kembalian” itu. sangat membingungkan. Saya seperti dihadapkan dalam dua posisi. Mengingatkan   dalam kondisi malu dan tidak enak atau membiarkannya begitu saja dan membayar nasi uduk yang telah saya makan hari ini

Cintai Indonesia dengan Perasaan bukan Keserakahan

Gambar
Hari-hari kemerdekaan di sesaki dengan penuh harapan dan doa dari seluruh masyarakat Indonesia untuk kemajuan bangsanya. Kegiatan seremonial dilakukan oleh penduduk negeri dari sabang sampai merauke. Bendera berkibar gagah terhempas bergerak mengikuti arah angin ke kanan dan kekiri. Disetiap rumah tercium bau kebahagiaan penghuninya. Lagu sakral Indonesia raya berbunyi nyaring keluar dari pita suara membuat melodi di angkasa raya. " Hiduplah Indonesia raya"  Menutup nyanyian sakral nusantara itu. Indonesia didoakan oleh ratusan juta pencintanya.  Haru biru,  tetesan air mata,  sesak dada,  termenung, sedih, kerap mewarnai nyanyi,  doa,  tawa di hari itu.   Sementara saya,  masih dilingkupi dengan perasaan bingung. Bingung karena,  entah harus berbahagia atau malah kecewa. Pasalnya, saya harus menggabungkan dua realitas yang saling bertentangan dalam satu waktu  yang bersamaan. Rasa rasanya mustahil. Tetapi tak apalah. Saya tidak mau ambil pusing.  Hari ini, har